Di pagi hari aku sudah mendengar berita
yang amat mengerikan di mana terjadi kecelakaan hebat antara pengendara sepeda
motor dengan kendaraan pembawa benda berat yaitu Truk tronton, Hampir setiap
hari entah itu pagi, siang dan malam berita di televisi selalu ada berita
tentang pelangaran para pengendara hingga menimbulkan musibah. Aku hanya
berfikir apakah para pengendara di luar sana tidak menyadari itu. Ahh
Entahlahh.
Aku pun bersiap untuk berangkat sekolah dengan berjalan kaki, mengapa berjalan kaki? Di saat pelajar – pelajar yang lain membawa kendaraan bermotor dan aku malah berjalan kaki, karena aku tau betapa besarnya resiko kecelakaan apa bila seorang remaja mengendarai kendaraan bermotor, aku takut sifat remajaku yg berontak akan muncul ketika aku berkendara. Sulit untuk dibayangkan.
Sesampainya di sekolah aku langsung menuju
kelas, “Untung nggak telat” ucapku dalam hati, tidak lama kemudian jam
belajarpun di mulai,
Dan bel istirahat pun berbunyi,
Seperti biasa aku dan temanku pun langsung pergi menuju kantin. Di kantin salah
satu temanku yang bernama Dodi, dengan bangganya dia memberitahukan kepada
teman - temannya semalam dia menjadi “Joki”. Bagi yang tidak tahu, joki itu dalam
istilah para pelajar adalah seorang yang menunggangi motor di arena balapan
liar. Sejenak aku berfikir mengapa dia bangga sekali menjadi seorang joki, toh itu tidak akan bawa harum nama
negara apalagi membuat orang tua bangga. Ahh entahlah, “gua semalem hampir mati, untung gua udah bisa
ngontrol tuh motor” ucap dodi dengan bangga. Dodi ini memang yang paling bengal
di antara teman – temanku, masalah tentang motor dodi ini paling ahli, sayang keahliannya itu tidak di
lakukan untuk hal yang positif, kadang aku juga menasehatinya agar dodi
berhenti menjadi joki, tapi dodi tetap kekeuh dengan pendiriannya, dan aku pun
tidak bisa berbuat banyak lagi, aku juga sering dihasut oleh dodi untuk melihat
dodi di balapan liarnya, tapi aku selalu
menolaknya, walaupun dodi mengajakku dengan iming – iming yg menggiurkan, tapi
aku juga tidak mau kalah untuk mempunyai pendirian yg lebih dari dodi untuk
menolaknya. Saat kami kembali ke kelas dan setelah melewati lelahnya jam
belajar bel pulang berbunyi. Aku dan teman – temanku langsung bergegas pulang
dan berpisah di depan gerbang sekolah benyak temanku yang menawarkan tumpangan
untuku tapi aku selalu menolaknya aku lebih suka bejalan kaki atau pun menaiki
angkutan kota, jika pun aku menerima
ajakan temanku pulang dengan kendaraan sepeda motor keselamatanku belum terjamin apalagi teman –
temanku tidak pada pakai helm, bahkan SIM pun belum pada punya, keselamatanku
sangat sangat tidak terjamin maka dari itu aku lebih memilih berjalan kaki,
walaupun berjalan kaki juga sebenarnya belum tentu aman karna pengendara jaman
sakarang ini jalan khusus pengguna jalan kaki di terobos untuk menghindari
kemacetan, sehingga banyak para pejalan kaki yang mengeluh jalannya selalu di
halangi oleh para pengandara sepeda motor bahkan bukan hanya mengeluh tidak
sedikit juga kecelakan yg di sebabkan oleh para pengguna sepeda motor kepada
pejalan kaki karena menerebos jalan trotoar. Harusnya ini jadi perhatian untuk
pihak pemerintah atau pun pihak keamanan seperti polisi dan lainnya untuk
menindak tegas para pengendara sepeda motor agar tidak menerobos jalan trotoar,
sehingga kecelakaan bisa berkurang. Karena trotoar itu jalan untuk berjalan
kaki kalau saja pengendara motor masih menerobos trotoar, pejalan kaki mau jalan di mana?. Ahh
Entahhlahhh,
Tak terasa akupun sampai ke rumah, Lelah beraktivitas setengah harian ini aku
sejenak berbaring. Dan tidak lama kemudian terdengar suara motor yg berhenti di
rumahku “ dari suara motornya itu sih kayaknya si dodi, hadeeeh mau ngapaiin
dia,,” pikirku saat hendak membuka pintu, ternyata benar dugaanku itu dodi, “
Woy vi lu tidur mulu , ikut gua yok” teriak dodi saat melihat ku keluar dari
pintu rumah. “ kemana dod? Klo buat liat lu ngejoki gua kaga mau ahh” jawabku menghampiri dodi, “ kagak vi , gua
butuh bantuan lu vi, mau yak” ucap dodi,
“ wah, bantu apa dulu nih dod?”, tannyaku, “ Udah lu bantu gua vi, lu kan temen
gua masa lu ga mau bantu gua” jawab dodi dengan sedikit memaksa, “ Oke oke gua bantu lu dod”
jawabku meng’iyakan ajakan dodi, “Nah, Gitu donk, ayok sini naik motor gua”
ucap dodi sembari membawa motor kehadapan ku, dan dengan sangat terpaksa aku
menaiki motor dodi, sebenarnya ini bukan kali pertama aku menaiki motor dodi ,
saat itu aku pernah menaiki motor dodi karena kita akan kerja kelompok dan
rumah yang kita tuju untuk kerja kelompok saat itu lumayan jauh, dengan sangat
terpaksa aku harus naik motor bareng dodi dan semenjak itu aku kapok menumpangi
motor dengan dodi, bagaimana tidak ,
dodi itu ketika bawa motor sudah seperti orang kesetanan, dan sekarang aku
malah dihadapkan kembali untuk menunggangi motor dengan dodi.
Apa yang ku pikirkan benar benar terjadi,
lagi lagi dodi mengendarai motor hingga kecepatan tinggi, untung keadaan jalan
raya saat itu tidak begitu ramai, aku coba menegur dodi “ Dod lu kagak bisa yak
bawa motornya santai aja , ga usah kesetanan kayak gini.” Teriakku di depan
telinga dodi , iya aku harus berteriak karna suara kenalpot motor dodi itu
sangat berisik, setelah aku berteriak motor ini pun melambat dan bahkan malah
berhenti. “Kok berhenti, ada apaan dod?” Tanyaku heran, “ Sialll,,, di depan
ada razia vi” Jawab dodi resah, “wah gimana dong, yaudah kita balik lagi aja
dod”, ucapku kepada dodi, “Wah enggak vi tanggung ni bentar lagi juga sampe,
Kita terobos aja tu polisi vi” jawab dodi menolak ajakanku, “ Gilak lu dod,
ja,,,,,,” aku Belum selesai bicara dodi
pun langsung melaju menuju kumpulan polisi yang sedang melakukan kegiatan
razia, dengan laju cepat dodi hampir menabrak salah satu polisi “ HEY BERHEENTI” Teriak pak polisi sembari
menembakan peluru ke atas, aku pun resah , polisi terus mengejar kami tapi dodi
tidak kehilangan akal setelah melihat
polisi menjauh , dodi pun langsung berbelok ke arah gang yg cukup sempit untuk
mengelabui polisi. Benar saja dodi dan akupun lolos dari kepungan polisi
sejenak dodi berhenti “hahahaaha, polisinya kagak bisa ngejar gua” ujar dodi
sambil tertawa, “waah gilak lu dod, kenapa kaga balik lagi aja sih, klo tadi
kita di tangkep polisi gimana coba” ucapku sembari marah kepada dodi, “ tenang
aja vi gua dah biasa kayak gini, di kejar polisi mah udah makanan sehari hari
gua,” jawab dodi dengan rasa bangga, “ Udah gilak lu dod, ayolah jalan lagi,
mau kemana si lu ?” tanyaku kepada dodi, “ayok, kita udah deket nih bentar lagi
juga sampe,” jawab dodi, tak lama
kemudian kami sampai ke tempat tujuan.
Hmmm betapa kesalnya , dodi lagi lagi
menipuku, ternyata aku di ajak ke arena balapan liar, ” dod katanya lu butuh
bantuan gua, kok lu malah ngajak ke tempat kaya gini,?” tanyaku kesal kepada dodi, “ Iyah entar,
tunggu gua dulu, gua mau ngejoki lagi butuh duit gua nihh,,” jawab dodi
berharap agar aku bisa menunggu dodi, “
yaelah lu klo butuh duit, gua pinjemin dod, gak usah ngejoki,” ujarku kepada
dodi, “ gak, gua kagak enak minjem duit ke elu vi gua butuh duit banyak
soalnya, udahlah vi lu tunggu gua aja di sini , ngeliat gua ngejoki yah,,” balas
dodi dan langsung menuju ke arena balap liar, aku sedikit bimbang di antara dua
pilihan haruskah aku pulang atau aku
menunggu dodi disini, dan aku lebih memilih untuk menunggu dodi, karna kalau
saja aku pulang aku takut terjadi sesuatu pada dodi, dodi pun mulai menarik gas
dia melaju sangat cepat di tengah balapan dodi hampir saja jatuh setelah motor
dodi tidak kuat melawan kecapatan, sehingga membuat keseimbangan dodi
tergangangu. Untung dodi bisa menetralkan keadaan, dodi berhasil mengendalikan
motornya, tapi dodi kalah saat itu, dodi pun marah dan sangat kesal, saat itu
aku coba menenangkannya, tapi apa daya seorang remaja yang sudah meledak susah
untuk dikendalikan, dodi kembali menantang lawan jokinya untuk kembali balapan.
Dengan amarah yang meledak ledak dodi mendorng motornya menuju garis star
sekaligus garis finis itu, dodi menatap trek balapan dengan penuh emosi, dodi
pun menraik gas motor sekuat tenaga dodi melaju sangat cepat sekali di sini
suasana berubah menjadi mencekam entah kenapa firasat burukku datang, melihat
laju motor dodi cepat sekali tidak pernah secepat ini, lawan dodi terlihat
kewalahan menandingi motor cepat yang ditunggangi dodi.
Dan petaka itu pun terjadi, firasat
burukku itu benar, lawan dodi yg kesal berhasil menyamai kecepatan laju motor
dodi, yang mengejutkan dan membuatku
khawatir, lawan dodi menendang motor dodi, tapi dodi masih bisa mengendalikan
keadaan, terlihat semakin kesal lawan
dodi pun kembali menendang motor dodi , akhirnya dodi pun tumbang di arena
balap liarnya, dodi tersungkur sangat jauh dari motornya, itu buruk sekali
sangat buruk entah itu kebetulan atau tidak setelah dodi terjatuh terdengarlah
sirine mobil polisi, semua orang yang ada di arena balapan pun berhamburan
pergi. Disaat semua orang pergi berhamburan aku malah berlari menuju dodi yang
sangat kesakitan, aku bingung harus berbuat apa, tak lama kemudian salah satu
polisi menghampiriku dan aku teringat sesuatu, ternyata itu adalah polisi yang
hampir saja tertabrak oleh dodi di saat ada razia, “ Kenapa ini dek,,??”, tanya
pak polisi, “ini pak tadi dia jatuh dari motor.” Jawabku resah, “ya sudah ayok
cepat bawa ke rumah sakit” ucap pak polisi, dan langsung memanggil rekan polis
yang lainnya untuk menolong dodi dibawa ke rumah sakit terdekat. “ Dek , kamu
ikut bapak ke rumah sakit”, tegur pak polisi kepadaku, aku pun iku ke rumah sakit,
saat tiba di rumah sakit terlihat dodi tidak sadarkan diri, dan langsung
dirawat itensif, disela perawatan dodi , di ruangan lain aku di lempari
beberapa pertanyaan oleh pak polisi, di saat pak polisi meminta orang yang bisa
di hubungi, aku langsung memberitahukan nomor telepon rumah dodi, setelah itu
pak polisi langsung menghubungi nomor telepon yang telah ku berikan.
Tak lama kemudian orang tua dodi pun
datang, dengan sangat gelisah ibu dodi menuju ruang perawatan dodi, tetapi dodi
masih belum sadarkan diri, sedangkan ayah dodi menghampiri pak polisi untuk
meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi pak polisi malah
memerintahkan kami ke ruang perawatan dodi untuk berdoa. Aku, orang tua dodi
dan pak polisi pun berdoa di ruang perwatan dodi agar dodi sadar kembali, setelah
menunggu beberapa saat akhirnya dodi tersadar, membuat kami sangat lega, dodi
menangis, ini kali pertama aku melihat dodi menangis, disela tangisannya dodi
bercerita apa yang di alaminya, ”Tadi dodi ada di sebuah daerah yang sangat
panaaas, ada satu tempat yang terasa sejuk tapi dodi gak bisa ke tempat itu,
terus datang orang yang memakai jubah hitam, dia nyuruh dodi pulang,” cerita
dodi kepada orang tuanya,dan aku juga pak polisi. Setelah itu aku menghampiri
pak polisi untuk mengucapkan Terima kasih, pak polisi ini sangat baik sekali
padahal dodi hampir saja menabraknya di saat razia pada waktu itu.
Keesokan harinya di sekolah, teman –
temanku yang lain menanyakan bagaimana kondisi dodi, tapi tak lama kemudian jam
belajar tiba, pak guru yang telah datang seperti biasa langsung mengabsen siswa
yang hadir, saat pak guru menyebutkan nama dodi, sedangkan dodi tidak hadir
saat itu, karna dodi adalah teman sebangku denganku pak guru menanyakan kemana
dodi kepadaku ” Dovi, kemana Teman kamu dodi?”, tanya pak guru, “ Dodi kemarin
kecelakaan pak.” Jawabku pada pak guru, “ hmmm,, bapak turut prihatin atas
musibah yang di alami dodi, bapak hanya ingin mengingatkan pada kalian kalau
kalian tidak mempunyai surat surat untuk mengemudi kendaraan bermotor apalagi
tidak memakai helm, sebaiknya kalian jangan dulu membawa kendaraan bemotor
apalagi dengan kecepatan tinggi itu bisa membayahakan kalian, dan bahakan
membahayakan orang lain, di dalam berkendara itu ada beberapa prinsip yang
harus di kuasai yaitu Tertib, Aman, dan Selamat. Paham anak anak?” terang pak
guru pada murid murid, ini menjadi pesan untuk kami semua supaya menjadi
pengendara yang tertib aman dan selamat.
================================================================
Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen ‘Tertib, Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan.’ #SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Hoda Motor dan Nulisbuku.com
Comments
Post a Comment